BTM - Kertas dan Daging 1

penilaian: 0+x

Banyak langkah kaki dapat terdengar di lorong yang panjang itu, sebuah papan tanda bertuliskan “Keluar” tergantung di langit-langit dan menyapa mereka yang baru saja masuk. Beberapa orang dari masa sebelumnya membicarakan papan tanda itu, mengatakan pasti ada konspirasi di baliknya: “Bagaimana jika kata ‘Keluar’ sebenarnya adalah perintah dari level kepada siapa pun yang masuk untuk segera keluar dari level?”

Ah orang-orang sangat suka berteori, jangankan tentang dunia, papan tanda pun tidak luput dari target pembahasan mereka. Memang manusia adalah makhluk yang aneh, yang tidak ada sangkut pautnya dengan mereka malah diurusin apa lagi yang ada sangkut pautnya. Sudah jelas level ini berbahaya tetapi mereka tetap mendatanginya. Mereka bahkan mendirikan fasilitas pendukung pengumpulan barang-barang dari dalam level, seolah-olah mereka menjadikan penjarahan sebagai kegiatan resmi.

Semakin hari mereka semakin rakus, ratusan kilogram barang terus dikeluarkan dari level setiap minggunya, sifat level yang menghasilkan barang-barang secara terus-terusan tanpa batas membuat manusia semakin menggila dan para konglomerat semakin kaya. Memang ekonomi berjalan dengan sangat mulus, tetapi bayarannya rasanya sangat tidak setimpal.

Yah, itu hanya masa lalu. Kini tempat ini sudah kembali seperti semula; tidak ada penjarahan, tidak ada spesies menyebalkan bernama manusia, dan hanya ada Manstria serta keheningan yang mendamaikan. Kini tempat ini sangat sepi seperti rumah tua yang ditinggalkan di tengah tanah antah berantah, bekas-bekas keberadaan manusia tercetak jelas di banyak tempat—menjadi memorial bahwa mereka pernah ada di sini.

Empat manusia dan satu Manstria akhirnya tiba di kantor pertama setelah tiga kali melewati belokan di lorong yang sempit, pemilihan lokasi ini cukup strategis karena cukup dekat dengan pintu masuk level. Sektor A, kantor pertama, kurang lebih ada sekitar 25 kantor lagi dan untung saja semuanya dalam satu garis lurus menuju pintu keluar.

Sektor A merupakan wilayah yang aman, wilayah pertama yang berada di tingkat yang sama dengan pintu masuk, namun semakin mendekat ke pintu keluar maka keadaannya akan semakin berbahaya. Ini sudah bukan perjalanan wisata ataupun kemah pramuka, ini adalah perjalanan melewati perkarangan rumah malaikat kematian.

Seberapa berharganya dokumen-dokumen itu sebenarnya? Kenapa para orang berkuasa itu sampai sebegitunya hendak mengumpulkannya? Mungkin ini cocok dijadikan bahan konspirasi berikutnya, bukan?

“Semuanya, dokumen pertama sudah kita dapatkan, tapi jangan senang dulu, sektor pertama memang aman namun untuk ke depannya tidak. Kita harus tetap tenang dan siaga, awasi apa pun yang ada di sekitar karena akan kacau jika Manstria selain diriku tahu kalau kalian ada di sini.” para manusia itu kemudian mengangguk setelah mendengar arahan dari Shinael.

“Mereka juga belajar dari pengalaman dan membagikan pengalaman itu kepada rekannya sehingga akan sangat merugikan jika mereka mempelajari sesuatu tentang kita sejak awal. Intinya, jangan sampai mereka menyadari keberadaan kita,” tambah Shinael.

Ia sangat tahu akan spesiesnya sendiri, ia tahu bagaimana Manstria akan menjadi semakin kuat jika mereka belajar hal baru. Di tempat ini, inovasi manusia adalah racun bagi manusia itu sendiri.

Harold merasa bahwa senjata anti-Manstria miliknya pasti akan membawa masalah nantinya, ia kemudian menyatakan kepada seluruh tim bahwa ia setuju dengan apa kata Shinael yaitu akan sangat berbahaya jika Manstria mempelajari persenjataannya itu.

Sebagai seorang pengrajin senjata, ia khawatir jika rahasia atau desain senjatanya sampai ditiru oleh orang lain, namun kali ini malah monster yang menirunya sehingga rasa khawatirnya bertambah. Shinael memaklumi kekhawatirannya, pengalamannya selama ini telah menunjukkan bukti yang cukup banyak kepadanya.

Entah apa lagi yang akan dilakukan Manstria jika semua persenjataan milik Harold telah mereka pelajari nantinya. Shinael kemudian melanjutkan ucapannya tentang kecepatan belajar Manstria bervariasi tergantung seberapa sering persenjataan tersebut digunakan dan bagaimana cara kerja persenjataan tersebut, tapi tetap saja masih ada resikonya.

“Soal persenjataan, mereka sudah memahami proyektil dan senjata jarak dekat, peledak seperti Garam Api juga telah mereka gunakan. Lalu … menyemprot Air Mete ke arah manusia … dan membuat pelindung tubuh dan perisai dari tulang … yah, sepertinya itu saja yang paling menonjol,” jelas Shinael sambil mencoba menghitung dengan jemarinya.

Shinael menjelaskan sebenarnya ada lebih banyak taktik lagi yang digunakan oleh Manstria, tetapi apa yang ia sebutkan itu adalah yang paling umum terlihat. Harold kemudian menggaruk kepalanya, ia merasa kalau sepertinya ia perlu membuat senjata baru di perjalanan nanti. Tetapi kembali lagi ke aturan dasar di level ini, inovasi manusia adalah racun bagi manusia itu sendiri.

Shinael bisa merasakan kegelisahan dari rekan-rekannya itu, sisi Manstria-nya dapat merasakan emosi target sehingga ia mencoba mencari solusi supaya mereka menjadi tenang. Ia kemudian memeriksa lemari perlengkapan di kantor itu dan menemukan sebotol Cairan Senyap, ia memberikan benda itu kepada semua orang untuk dikenakan di sepatu mereka. Semua orang menjadi merasa lebih tenang karena kunci utama di dalam level ini adalah ketenangan.

Benda yang sederhana namun sangat berguna di tempat ini, karena semakin tenang dirimu maka akan semakin besar kemungkinan dirimu selamat. Yah, walau tidak akan 100% membuatmu selamat sampai akhir, tetapi pencegahan lebih baik, bukan?

Arthur membaca dokumen tebal yang ada di atas meja tersebut, tatapannya begitu fokus dalam membaca apa isi dokumen dengan seksama. Sebuah laporan dari penemuan terbaru, peta wilayah, dan titik hotspot barang-barang yang dapat dikumpulkan. Arthur berpikir kenapa dokumen seperti ini bisa tertinggal, bukankah dokumen sepenting ini seharusnya turut dibawa ketika pengungsian dilakukan?

Sebagai arsiparis, Arthur kebingungan mengapa keteledoran ini dapat terjadi. Mungkin para Staf yang berada di sini sebelumnya terlalu terburu-buru sehingga tidak sempat menyelamatkan dokumen-dokumen milik mereka. Yah semua itu cuma teorinya saja.

Hal lainnya adalah apa yang ada di dalam dokumen itu ternyata sudah usang karena versi terbaru sudah dirilis di basis data utama, bahkan versi itulah yang dibaca oleh semua orang. Aneh, hanya ada dokumen yang sudah usang itu saja di ruangan ini setelah mereka memeriksa semua lemari dokumennya.

Ia kemudian bertanya pada Shinael seperti apa kinerja para Staf sebelumnya. Shinael agak tertunduk, dengan suara pelan ia mengatakan, “Orang-orang itu mengecewakan.”

Dari jawaban itu sudah jelas, pasti berat bagi Rizu untuk memimpin mereka semua. Arthur kemudian melihat kembali ke dokumen itu dan kemudian ia kepikiran sesuatu. “Hei James, aku ingin ke kantor berikutnya untuk memastikan sesuatu. Aku merasa kalau mengumpulkan semua dokumen ini tidak ada gunanya,” ucapnya.

James penasaran, kenapa Arthur merasa mengumpulkan semua dokumen itu tidak berguna?

“Singkatnya, dokumen ini adalah versi simpel dari dokumen yang sudah ada di basis data dan juga sudah usang sehingga tidak perlu dibawa. Lalu, jika dokumen di kantor berikutnya juga sama seperti ini, aku bisa mengasumsikan kalau semua kantor sama saja,” jelas Arthur.

Teknik sampel ya? Arthur lanjut menjelaskan bahwa dokumen Alvus dan Manstria yang ia ketahui itu berasal dari Rizu dan itu adalah versi terbaru, lalu seharusnya dokumen yang tertinggal di level ini adalah versi paling baru dari versinya Rizu bukan? Lalu kenapa dokumen yang ada di tangannya ini adalah versi lama?

James ikut bingung, “Entahlah kawan, kita periksa dua kantor lagi kalau begitu, jika semuanya sama-sama versi lama ya kita langsung keluar dari sini, bagaimana?”
“Yah baiklah,” balas Arthur.

Pengecekan dokumen adalah tujuan mereka sekarang. Anggota lain pun setuju dengan perubahan rencana ini—jika tiga dokumen pertama tidak berguna, maka mereka langsung mengabaikan misi mereka dan fokus dalam menuju jalan keluar.

“Sebentar, Shina, apakah kamu tahu tentang semua isi dokumen ini?” tanya Arthur. Shinael adalah penghuni level ini, jadi seharusnya ia tahu tentang isi dokumen juga kan?

Dan ya, Shinael menyebutkan bahwa ia telah membaca semua dokumen dan salah satunya adalah dokumen yang Arthur pegang—ia juga sudah tahu bahwa dokumen tersebut telah usang. Tetapi ia tidak diberitahu apakah dokumen usang juga perlu dibawa atau tidak sehingga ia pun meninggalkan semua dokumen itu di dalam kantornya masing-masing.

“Lalu kenapa kamu tidak mengumpulkan semua dokumen itu lalu meletakkannya di satu tempat supaya kami dapat mengumpulkannya dengan mudah?” tanya Arthur. Itu masuk akal sekali, setidaknya Shinael seharusnya sudah memindahkan semua dokumen itu sebelumnya supaya kinerja mereka semakin ringan.

“Ah itu, aku dilarang untuk mengumpulkan semua dokumen itu dan mereka bilang hanya anggota Staf SPB saja yang boleh membawanya keluar dari lemari, dan … aku bukanlah Staf SPB, jadi aku tidak mau melanggar aturan,” jawab Shinael, entah kenapa itu terdengar sangat konyol sekali.

Ia lalu menjelaskan bahwa sebelumnya para Staf itu jarang berkerja dan enggan menunjukkan isi dokumennya, bahkan ia baru bisa membaca semua dokumen itu setelah tidak ada manusia lagi di level ini.

“Mungkin mereka tidak mau ketahuan oleh Shina kalau mereka tidak melakukan tugasnya dengan baik, maksudku, mereka sampai tidak mengizinkan Shina untuk mengecek kualitas dokumen. Shinael aja baru bisa mengecek dokumen setelah akses ke level dibatasi, bukan? Dan mereka mengikat Shinael dengan aturan yang melarangnya untuk menyentuh semua dokumen itu untuk tujuan yang tidak diketahui.” pendapat Carolyne itu terdengar sangat masuk akal.

Tetapi mengapa? Mengapa mereka tidak menjalankan tugas mereka dengan baik? Mengapa mereka sampai tidak ingin siapa pun mengecek dokumen buatan mereka?

“Tetapi bukankah itu aneh? Kita para penyintas selalu menjalankan tugas kita karena itu demi keuntungan bersama bukan? Tidak ada ruang untuk mengabaikan tugas karena bisa saja taruhannya nyawa. Dan juga … sampai menyembunyikan sesuatu?” James tidak mengerti mengapa orang-orang itu tidak melakukan tugas dengan benar dan … jika mereka punya sifat seperti itu, mengapa mereka bisa terpilih?

“Itu menjelaskan mengapa angka kematian di tempat ini sangat tinggi, manajemennya payah,” ucap Carolyne sambil mengalihkan pandangannya, baru kali ini ia mendengar ada pejabat yang sebegitu tidak bertanggung jawabnya.

“Maaf, tapi Pak Rizu tidak payah,” sanggah Shinael. Kata “manajemen” merujuk pada para “Staf” seperti Pak Rizu beserta para anggotanya. Tatapannya langsung menajam ke arah Carolyne bersamaan munculnya garis-garis merah berpendar dari rambutnya.

“Maaf membuatmu tersinggung, maksudku, yang selain Pak Rizu yang payah. Sungguh. Mengapa mereka bisa terpilih? Mengapa Pak Rizu tidak segera mengganti mereka?” Carolyne bertanya-tanya. Seketika Shinael menjadi lebih tenang sekarang.

Pertanyaan Carolyne itu masuk akal, mereka jelas-jelas deretan Staf yang tidak bertanggung jawab. Pengurus yang tidak mau mengurus bukankah seharusnya dikeluarkan dari jajaran pengurus?

Shinael menjelaskan bahwa para anggota itu bukan pilihannya Rizu melainkan oleh atasannya sendiri, pak tua itu juga telah berulang kali berusaha untuk memperbaiki kinerja dan menegur para anggotanya namun ia selalu diabaikan baik oleh anggotanya maupun oleh atasannya. Rizu langsung memberitahu Shinael bahwa orang-orang itu tidak bisa diandalkan sama sekali.

Shinael kemudian melanjutkan bahwa orang-orang itu juga melakukan tindakan korupsi, menggelapkan sumber daya yang telah dikumpulkan namun tidak mencantumkannya pada laporan. Anehnya, mereka selalu lolos dari hukuman seolah-olah ada yang membantu mereka.

Mungkin … mungkin karena Rizu sebelumnya hanyalah seorang penyintas biasa yang bukanlah siapa-siapa sehingga para orang-orang berkuasa itu dapat melakukan apa pun yang mereka suka. Rizu bahkan tidak memiliki kuasa yang nyata dalam jabatannya, seolah-olah jabatan itu hanya sekedar judul belaka. Mereka mengabaikan Rizu dan terus melakukan yang mereka suka yaitu mengeruk sumber daya yang ada, sungguh rakus sekali.

James dan yang lainnya berdecik karena mereka merasa jijik. Ruangan itu langsung hening karena tidak ada yang mau lanjut berkomentar. Sekali lagi, manusia menunjukkan sisi busuknya, datang hanya untuk sumber daya saja, mereka melupakan segalanya selain sumber daya, sepertinya sumber daya jauh lebih berharga daripada nyawa mereka.

Apakah mereka tidak sadar bahwa kebusukan merekalah yang mendatangkan semua kekacauan ini? Entahlah, mungkin mereka tidak mampu belajar dari kesalahan mereka sendiri.

James kemudian memutuskan bahwa kini mereka akan meninggalkan misi mengumpulkan dokumen dan fokus untuk keluar dari level, ini berdasarkan dari kesaksian Shinael bahwa semua dokumen yang telah ia baca ternyata tidaklah penting—menyebabkan kedatangan mereka kemari adalah sia-sia.

Pada dasarnya Rizu dan Shinael adalah korban di sini, mereka berdua diperintah oleh pihak yang lebih kuat untuk menurut bahkan hingga sampai detik ini. “Biarkan mereka saja yang menyentuhnya”, mungkin itulah yang membuat Shinael tidak mengeluarkan semua dokumen itu dari lemarinya.

Shinael ternyata sudah mengetahui isi dokumen terbaru dan itu telah diverifikasi oleh Arthur karena Shinael ternyata memiliki kekuatan ingatan yang sama kuatnya dengan Arthur, ini menyebabkan misi mereka langsung berubah menjadi misi menyelamatkan diri dari level ini.

Dokumen usang itu kemudian terbang ke tempat sampah, James dan yang lainnya tidak menyukai para Staf yang mengurus level ini sebelumnya. Mereka meninggalkan tugas, menghalau Shinael untuk mengecek kinerja mereka, dan mengikat Shinael dengan aturan karangan mereka sendiri untuk tidak menyentuh dokumen-dokumen tak berguna itu. Yah, kebusukan manusia telah mengakar sampai ke para pengurus level itu sendiri.

Nafsu yang telah menumpuk di dalam hati akan mengubah manusia menjadi rakus dan tidak mementingkan orang lain. Tidak melakukan pekerjaan dengan benar dan malah ketuanya sendiri yang melakukan semuanya. Sekali lagi Rizu membuktikan bahwa dirinya bisa melakukan segalanya seorang diri, seperti keluar dari level sendirian maupun membuat dokumen tentang level—apa itu kerja sama tim, iya kan?

“Tunggu. Lalu alasan mereka mengirim kita kemari?” tanya Harold seketika.

Tidak ada yang mampu menjawab dan atmosfer menjadi semakin berat, sepertinya ada konspirasi yang lebih besar lagi terjadi di luar kuasa mereka. Empat orang ahli dikirim ke dalam sebuah level berbahaya hanya untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang tidak berguna, bukankah itu terdengar seperti mereka sedang dibuang ke dalam lubang bahaya?

James kemudian menginstruksikan mereka untuk melanjutkan perjalanan saja dan akan melakukan sesuatu setelah mereka keluar dari sini. Semuanya setuju, mereka harus keluar dari sini. Persetan dengan misi mereka, semua ini hanyalah jebakan untuk mereka berempat! Mereka berempat tidak tahu apa salah mereka, yang penting sekarang adalah pergi dari sini!


Unless otherwise stated, the content of this page is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 License