Rizu menerima diska lepas itu, tangannya sedikit gemetar karena diska ini berisi rekaman suara sosok anak yang telah lama ia rindukan, Shina. Shina telah menghilang tanpa kabar selama ini dan tentu saja ia merasa sangat khawatir, ia kemudian dengan cepat menyambungkan diska itu ke komputer miliknya dan tanpa basa basi ia mengakses isinya. Komputer memuat isi diska itu dengan cukup lambat, sepertinya cukup berat dan setiap detiknya terasa sangat mendebarkan.
Lalu kemudian, sebuah jendela pemberitahuan muncul.
Saat ini Anda sedang mengakses Salinan Laporan SE29.1 - Log Ekspedisi "Beyond The Maze: Cornerium".
Ia menutup jendela itu, terlihat deretan rekaman dan berbagai berkas di sana, Shina sepertinya telah melakukan tugasnya sebagai penjelajah dengan sangat baik, dapat terlihat dari banyaknya berkas yang ia cantumkan di dalam diska ini. Rekaman pertama kemudian diputar.
Pelapor: Shinael
Laporan: SE29.1A - Log Ekspedisi "Beyond The Maze: Cornerium"
Tanggal: 08/07/2025
Halo, ini aku, Shinael. Ya, percaya atau tidak, aku masih hidup. Sebelum aku melapor aku ingin memberitahukan kepada siapa pun yang menerima berkas ini bahwa entitas yang mengirim surat ini harus ditahan karena aku yakin kalian membutuhkan banyak informasi darinya.
Kembali ke topik, sebenarnya aku tidak tahu apakah tempat ini masih "Level 29-ID" atau "Sublevel" karena aku tidak tahu cara membedakannya. Aku akan menyerahkan keputusan itu kepada kalian, aku akan menggunakan istilah level dalam rekaman ini jadi koreksi aku jika aku salah. Level ini kutemukan setelah kabur dari kejaran para Manstria setelah sekian lama, lalu entah bagaimana, ketika aku tiba di tempat ini, aku tidak menemukan Manstria lain dan kondisinya juga sedikit berbeda dengan Level 29-ID.
Rekaman itu berhenti, rekaman pertama di dalam diska itu, walau singkat namun sangat berarti baginya. Matanya berkaca-kaca mendengar suara manisnya Shina, suara yang sudah lama ia rindukan setelah sekian lama menghilang. Ia menghela nafas, siapa sangka ia akhirnya bisa mendengarkan kembali suaranya Shina, ia kemudian memutar semua rekaman yang tersisa untuk mendengarkan apa yang hendak dilaporkan Shina padanya.
Pelapor: Shinael
Laporan: SE29.1B - Log Ekspedisi "Beyond The Maze: Cornerium"
Keterangan: Rekaman ini awalnya terpisah-pisah dalam banyak berkas suara, tetapi sudah disatukan ke dalam satu berkas suara.
Level 29.1-ID memiliki karakteristik yang sama dengan Level 29-ID dalam beberapa hal seperti labirin lorong yang menyesatkan, deretan tangga yang semrawut, lorong vertikal, dan hal lainnya karena terlalu banyak untuk disebutkan. Namun, ada beberapa hal yang membedakannya dengan Level 29-ID, seperti: kurangnya ruangan, sebagian besar merupakan labirin lorong. Jika kalian menemukan kamar, itu akan kosong. Jika ada furnitur di dalam ruangan, itu harus hanya satu atau dua potong. Semua dinding dan lantai terbuat dari beton putih, tidak seperti Level 29-ID yang bervariasi. Sumber pencahayaan tidak diketahui dan aku masih belum menemukan area gelap, dengan kata lain seluruh bagian di level ini dalam keadaan terang tanpa sumber cahaya. Lalu tidak adanya Terminal Merah atau SJM. Dan yang terakhir, tidak ada entitas dan objek apa pun di sini.
Secara garis besar, ketika aku pertama kali masuk ke level ini aku merasa sangat aneh karena suasananya sangat-sangat berbeda, seperti kekosongan total, mungkin kehampaan adalah kata yang tepat. Mengapa aku mengatakan itu? Karena tidak ada entitas apa pun dan bahkan tidak ada Manstria yang datang ke sini. Mereka berhenti mengejarku, aku tidak mengerti mengapa itu terjadi. Seperti mereka menghindari daerah ini.
(jeda)
Aku memutuskan untuk menjelajahi tempat ini, tetapi aku tidak dapat menemukan objek apa pun yang dapat kugunakan. Dan karena itu, aku harus mengurangi konsumsi suplaiku agar bisa bertahan lebih lama. Setelah beberapa saat, entah sudah berapa lama, area ini mulai berubah drastis. Banyak sekali retakan di dinding, langit-langit dan di lantai, hal ini membuat aku harus sangat berhati-hati dalam mengambil langkah karena aku tidak ingin lantai tempat aku berdiri tiba-tiba runtuh. Tapi masalah utamanya adalah munculnya getaran hebat setiap beberapa saat, jarak getaran satu ke getaran lainnya tidak jelas sehingga aku tidak bisa memprediksinya. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada tingkat ini, gempa bumi dan kondisi daerah yang tidak stabil? Aku bisa jatuh atau tertimpa kan?
Aku melewati sebuah pintu besi dan akhirnya aku sampai di sebuah area terbuka, bukan di dalam ruangan lagi melainkan di luar ruangan. Ya ampun, akhirnya aku bisa merasakan angin sungguhan untuk pertama kalinya. Langit putih dan seluruh tempat itu dipenuhi oleh kabut putih. Banyak bayangan bangunan terlihat di balik kabut, baik besar maupun kecil. Gravitasi di tempat ini cukup rendah sehingga aku bisa melihat banyak puing bangunan yang mengambang dan bergerak perlahan. Tempat aku berdiri, adalah salah satu bangunan raksasa dalam kabut ini. Ternyata Level 29-ID adalah salah satu bangunan raksasa di dunia putih ini.
Aku melihat ke bawah, putih. Kiri dan kanan, juga putih. Yah, meskipun bukan itu yang aku harapkan tapi aku sangat senang bisa melihat "dunia luar". Aku mengambil kameraku, dengan hati-hati menginjak area yang lebih stabil, dan segera memotret pemandangan itu. Kalian dapat menemukan gambarnya di folder "Dokumentasi".
Aku melihat beberapa puing menghantam sebuah bangunan besar, sekarang aku tahu dari mana sumber getaran dan retakan di area yang aku jelajahi tadi. Semua itu karena tumbukan semua puing itu. Karena aku penasaran akan level baru ini, maka aku memutuskan untuk berkeliling untuk mendapatkan informasi lebih seperti yang aku lakukan sebelumnya. Ayah pernah bercerita tentang burung dan aku bersyukur untuk itu, angin dan gravitasi di sini membantu aku terbang walaupun aku belum pernah terbang sebelumnya. Terlahir sebagai Manstria ternyata tidak buruk juga.
Aku terbang selama beberapa jam dan mendokumentasikan banyak gambar, semua bangunan dan puing-puing yang aku lihat tampak aneh bagiku. Aku menebak bahwa area terbuka ini sebelumnya tidak ada alias masih merupakan kompleks labirin raksasa. Bangunan-bangunan besar itu tampak seperti busa, dengan lorong-lorong dan ruangan-ruangan terbuka. Dan setiap bangunan raksasa juga terhubung satu sama lain baik itu di atas maupun di bawah. Langit-langit dan dasar area terbuka ini terbuat dari beton, bahan yang sama dengan Level 29-ID. Yah, aku perlu menjelajahi lebih banyak.
(jeda)
Aku menghabiskan waktu sekitar beberapa hari berkeliling, area terbuka ini sangat luas. Meski begitu aku telah memetakan sedikit wilayah, kalian bisa melihatnya di lampiran. Seperti yang terlihat, bentuknya membuatku berpikir bahwa sesuatu telah terjadi pada tempat ini. Yah, sepertinya ini akan menjadi perjalanan panjang lainnya.
(jeda)
Aku telah terbang selama sebulan dan akhirnya aku menemukan sesuatu. Terdapat bangunan besar yang mengapung dan berbentuk huruf U dengan adanya plasenta yang menyelimuti salah satu sisinya. Mengejutkan karena aku tidak melihat tanda-tanda Manstria saat aku tiba di sini. Aku memberanikan diri mendekat dan memasukinya. Dan siapa sangka aku menemukan bahwa ada Manstria yang menghuni gedung tersebut. Hanya satu entitas Manstria.
(jeda)
Ada Mantria berwujud wanita dewasa dan bisa berbicara bahasa kita dengan sangat lancar, dia menyebut dirinya "Eden" dan mengaku terkejut melihat Manstria lain seperti "dia", tentu saja aku juga terkejut. Kami mengobrol sebentar sambil mencoba menggali informasi darinya dan siapa sangka aku akan mendapatkan beberapa informasi yang berguna. Sejarah ras Manstria dan sejarah wilayah ini yang kemudian diberi nama Cornerium, "Reruntuhan Alvus".
Pelapor: Eden
Laporan: "Cornerium"
Bagi Anda semua yang mendengar ini, perkenalkan saya Eden, seorang Manstria. Saya mengucapkan terima kasih untuk menamai kami dengan um … nama yang unik. Rekanmu, Shinael, benar-benar manusiawi dari yang saya duga, siapa pun yang membesarkannya menjadi seperti ini, Anda mendapatkan rasa hormat saya dan saya ingin mengobrol dengan Anda. Dia manis dan sopan, saya menyukainya. Kembali ke topik, saya akan menceritakan sebuah cerita pendek tentang rongga ini yang saya beri nama Cornerium. Cornerium, saya menggunakan kata "corner" atau "sudut" tanpa alasan karena sebenarnya saya tidak pandai dalam memberi nama ….
(batuk)
Ini adalah kisah kuno dari ras kami, kisah yang diturunkan dari generasi ke generasi dan setiap individu cerdas dari kami mengetahuinya. Semuanya dimulai sejak lama ketika dunia bernama Backrooms ini belum tiba untuk kami. Pencipta kami menciptakan tiga makhluk ciptaannya; Federn para penjaga dari langit, Gigant para penopang dunia, dan ras kami sebagai fondasinya. Kami adalah ras tanpa nama, tanpa pikiran, dan tanpa tujuan yang tidak tahu apa-apa. Nenek moyang kami saat itu menjadi pijakan para Gigant, menjadi permadani yang hangat bagi mereka, sungguh takdir yang aneh sekali bukan? Namun, pelan tapi pasti, nenek moyang kami mulai mendapat kesadaran, mereka tidak terima dan menentang takdir tersebut. Mereka tidak ingin menjadi lantai, tidak ingin diinjak, tidak ingin seperti karpet, mereka menuntut kebebasan. Oleh karena itu, mereka memberontak dan menyerang kaki para Gigant. Para Federn yang berada di atas Gigant tidak senang, mereka yang selalu di atas dan menikmati keindahan dunia tidak akan mengerti perasaan mereka yang diinjak. Dengan ego dan kekuatan mereka, mereka melemparkan nenek moyang kami ke dunia yang aneh. Labirin dari dunia yang tidak dikenal. Mereka bingung, mereka mencoba memahami dunia baru mereka, dan tentu saja sambil mencari jalan keluar. Mereka menyebar ke segala arah untuk mencari jalan keluar, lama kelamaan mereka menyerah dan memilih membuat sarang mereka sendiri. Dan disitulah Alvus muncul.
(jeda)
Alvus, kumpulan kerabat kami yang melebur menjadi satu. Segumpal daging raksasa yang menyelimuti suatu wilayah. Ada banyak Alvus yang tersebar di seluruh dunia ini dan salah satunya adalah Alvus yang saya pimpin, ya, saya seorang pemimpin, atau Anda bisa memanggil saya Ratu jika Anda mau. Alvusku tidak sebesar Alvus lainnya, hanya gumpalan kecil. Namun, kami memiliki sesuatu yang tidak dimiliki Alvus lain, pemandangan dunia luar yang asing. Ada sebuah pintu, jika terbuka akan terlihat pemandangan dari dunia yang sangat indah dan akan berubah menjadi pemandangan baru secara acak. Namun, kami tidak bisa melewatinya karena ada penghalang tak terlihat yang menghalangi kami. Pintu itu terletak di tengah-tengah Alvus kami dan menjadi simbol harapan bagi kami, diri kami yang sudah lama berada di dunia ini hanya bisa berharap suatu saat nanti kami bisa menikmati dunia luar itu dengan seluruh permukaan tubuh kami. Hingga suatu hari, sebuah kejadian yang tidak kami mengerti terjadi. Seseorang memasuki Alvus kami dan tentu saja kami menyapa mereka karena kami adalah makhluk cerdas bukan binatang buas, orang itu adalah orang yang sangat misterius dan enggan berbicara banyak. Orang itu mengunjungi simbol kami, pintu itu. Kemudian, pintu itu hancur dengan sendirinya setelah orang itu menyentuh pintu itu, penghalang itu menghilang dalam sekejap mata dan entah bagaimana pintu itu berubah menjadi sebuah gerbang besar dan kami semua tersedot ke dalamnya. Setiap Manstria disedot dengan paksa, seluruh bagian Alvus kami menghilang dalam sekejap. Orang misterius itu ikut menghilang tanpa jejak. Kini, Alvus yang kucintai tinggal kenangan, bangsaku terlempar ke dunia asing dan berusaha hidup di sana. aku berjuang untuk menemukan gerbang itu lagi dan siapa sangka aku berhasil menemukannya di dunia asing itu. Saya keluar dari gerbang yang sama, yang telah menyedot Alvus kesayangan kami. Saya … saya memutuskan untuk menjaga gerbang ini agar tidak ada Mantria lain yang bisa mendekatinya. Karena saya takut, dunia asing tempat kami dilempar tak lebih dari mimpi buruk.
Dengar, legenda tentang tiga makhluk yang dikatakan sebelumnya jangan dianggap serius. Ini hanyalah simbol. Tidak ada bukti yang membuktikan nenek moyang kami pernah menjadi lantai dan juga tidak ada bukti bahwa kami ada di dunia ini karena kemarahan Federn. Saya juga meragukan keberadaan Federn dan Gigante. Jadi, cerita itu tidak lebih dari cerita pengantar tidur. Tentang Alvus kami, kami telah menyebar ke banyak level di Backrooms dan sudah berbaur dengan penduduk seperti kalian, manusia.
Pelapor: Shinael
Laporan: SE29.1C - Log Ekspedisi "Beyond The Maze:Cornerium"
Level 29.1-ID sebelumnya adalah bagian dari Level 29-ID. Namun, akibat insiden itu, area ini hancur dan meninggalkan rongga raksasa di dalam Level 29-ID yang kini disebut Level 29.1-ID. Level 29.1-ID sebelumnya adalah sarang para Manstria bernama Alvus yang katanya Alvus ini kecil tapi aku tidak percaya yang hancur akibat jebolnya pembatas yang menghalangi Manstria untuk bisa keluar dari Level 29-ID. Pada level ini, kerusakan ini menyebabkan terbentuknya "gerbang" seperti lubang hitam yang menyedot semua yang ada di Alvus dan memindahkannya ke level lain. Saat ini gerbang tersebut masih ada dan telah ditutupi oleh lapisan tebal plasenta. Eden telah menjaga gerbang ini untuk memastikan tidak ada Manstria lain yang bisa memasukinya. Dan, aku terkejut Manstria telah keluar dari level ini untuk waktu yang lama dan aku harus memberi tahumu tentang ini sesegera mungkin. Aku khawatir mereka telah berbaur di antara kita semua dan memburu kita secara diam-diam. Jadi, aku memutuskan untuk memasuki gerbang agar aku dapat bertemu denganmu, ayah, atau siapa pun dari basis SPB. Aku tidak tahu ke level mana gerbang ini akan mengirimku, tetapi aku akan mencoba menemuimu di Level 11-ID sesegera mungkin.
Yah, hanya itu saja yang dapat kulaporkan. Semoga kita bisa bertemu lagi.
(jeda)
Ngomong-ngomong, jangan lupa untuk mengecek berkas-berkas yang kucantumkan bersama rekaman ini ya!
Jadi bagaimana?