"Satu lagi menara sudah kuperbaiki. Masih ada beberapa lagi dan … ah, aku benar-benar sibuk akibat perbuatanku sendiri. Yah … aku tidak mau kejadian seperti yang sebelumnya terjadi lagi … cukup jembatan, hutan biru, gurun, dan beberapa lainnya saja yang terkena imbas keteledoranku. Aku harus memperbaiki mereka semua atau …."
Ia melihat ke atas langit yang putih nan kelabu itu, hamparan salju yang ada di sekitarnya membuat hembusan nafasnya seperti kepulan asap tipis, lingkaran cahaya yang ada di sisi kepalanya berputar dengan pelan, ia hanya menatap hampa ke atas langit tanpa berkata-kata. Level yang ia tempati saat ini memberi kenangan yang tidak mengenakkan baginya, bagaimana tidak, kejadian di mana seseorang menjadikannya seorang "selebriti" terjadi di level ini dan itu membuatnya kesal ketika kembali lagi kemari. Tetapi, tempat ini adalah tempat yang bagus untuk meredakan rasa stres yang ia alami setelah kejadian itu karena suhu dingin adalah favoritnya.
"Hm? Menara itu … ah, akan kuperiksa saja lagi nanti. Aku ingin menyegarkan diriku saja." Ia kemudian membuka jubahnya dan membiarkan angin dingin menyelimuti tubuhnya yang ramping, ia benar-benar menikmatinya sampai-sampai ia menimbunkan diri ke dalam salju. Seluruh bagian kulitnya yang tidak tertutupi kain membuat semua rasa dingin itu menyerap begitu dalam ke dalam tubuhnya, seketika ia merasa bahwa dirinya sedang berada di surga.
Kemudian ia mendengar sesuatu dari balik lanskap tundra yang ada di sekitarnya, ia bisa merasakannya, rasa stres yang menumpuk di dalam pikirannya kini meluap-luap.
"Ada entitas, dua individu, maaf tapi aku harus melakukan ini karena semakin banyak beban yang kurasakan akhir-akhir ini."
Ia kemudian melesat kencang ke dalam hutan meninggalkan lubang kecilnya, sepertinya Sera kembali ke jalur yang dikenal orang-orang, Sang Pemburu, walau kali ini ia melakukannya untuk meredam rasa stresnya saja.