Sebuah Keluarga

vJTkgKX.jpg

Sebuah boneka beruang biasa :)

Ini adalah kisah tentang sebuah keluarga yang harmonis, hidup di Backrooms, dan saling berkecimpung serta melindungi satu sama lain. Kisah yang datar, tidak terlalu bermakna bagi sebagian orang. Keluarga bukanlah hal yang penting lagi di neraka ini, kan? Bertahan hidup menjadi prioritas utama bagi kebanyakan orang, aksi parasitisme adalah hal yang lazim, dan ego manusia membeludak.

Ah ….

Mendengar suara anak-anak bermain dan berlari-lari di jembatan itu. Sangat manis. Dari atas salah satu gedung seorang Ibu meneriaki anak-anak yang ada di bawah itu untuk pulang, "Sudah hampir larut malam" ucapnya. Anak-anak itu mengangguk dari balik kabut yang tipis, beranjak dan bergegas kembali ke gedung rumah baru mereka. Secara hati-hati, mereka lompat dari jembatan ke jendela gedung yang terbuka lebar, dengan ibu mereka yang menyambut bersama senyumannya yang ramah.

Anak pertama, melompat …. Tidak, itu bahkan tidak perlu melompat untuk menggapainya. Hanya langkah kecil saja menuju ke rumah yang hangat, dan dia berhasil! Anak kedua dengan percaya diri dan acuh terhadap jurang kehampaan yang ia lalui, melangkah dengan santai, menggapai pelukan sang Ibu yang hangat dan menenangkan. Sekarang giliran anak terakhir. Yang ketiga.

Berbeda dari anak yang lain, sang Ibu menatap anak itu dengan sedikit bengis. Apa yang terjadi? Apakah anak itu adalah anak yang nakal sehingga Ibu itu membencinya? Tapi, bagaimana bisa seorang Ibu membenci anaknya. Anak itu diam membisu sebentar, melihat ke bawah gedung yang berkabut. Dengan sedikit gemetar dan tak percaya diri, anak itu melangkahkan kaki kanannya dengan perlahan, lalu sang Ibu mendorongnya, jatuh.

Mau bagaimanapun, semuanya adalah palsu, mereka hanyalah keluarga palsu. Anak-anak lain melambai kepada saudarinya yang terjatuh ke balik kabut. Mereka senang, berkurang lagi satu orang sehingga kasih sayang palsu sang Ibu terfokus. Kenapa harus peduli? Wanita itu hanya perlu mencari kelinci tersesat lainnya jika ia mau. Anak-anak itu tidak berdaya, mereka terisolasi di neraka ini bersama para orang dewasa dengan moralitas yang remuk.

Ia menutup matanya, dengan tersenyum di balik kabut hingga tubuh mungilnya tak terlihat lagi. Ia senang terbebas dari prilaku diskriminasi ibunya di neraka ini. Ia terjatuh di keabadian. Selamat tidur!

penilaian: +2+x

Unless otherwise stated, the content of this page is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 License